MENJADI GURU SEKOLAH MINGGU GAMPANG? SILAHKAN DICOBA...

Siapa bilang menjadi guru sekolah minggu itu gampang? Kadangkala para pemimpin gereja (gembala, diaken, majelis, dsb) berpikir cuma ngajar anak-anak saja kok, gampang. Kalau begitu, coba mereka dijadwal sebulan sekali suruh ngajar sekolah minggu hehehehe....

Saya teringat seorang pemimpin gereja di sebuah gereja lokal, beliau dijadwal untuk mengisi retreat sekolah minggu. Beliau bilang belum pernah ngajar anak-anak. Jadi karena didapuk harus mengajar, nggak mungkin dong menolak, kan anak-anak gerejanya sendiri. Singkat cerita, beliu mengisi satu sesi di acara retreat tersebut dalam waktu 30 menit. Dan sesudah itu beliau menghampiri guru-guru sekolah minggu : "Lain kali, jangan jadwalin saya lagi ya...saya sudah persiapan 3 bulan untuk acara ini, tetap saja nggak bisa maksimal...."
"Lho, kan bapak sudah biasa khotbah di ibadah umum?" kata seorang guru sekolah minggu.
"Ternyata ngajar anak-anak itu nggak gampang!" sahutnya.

Nah, ada yang mau mencoba mengajar di sekolah minggu? Ayuk, silahkan daftar....
Ada yang bilang ngajar sekolah minggu itu gampang? ayuk....gabung di sekolah minggu...

Mengajar di sekolah minggu tak hanya membawakan Firman Tuhan atau bercerita. Mengajar di sekolah minggu termasuk: memimpin pujian, memimpin permainan, menyiapkan kreatifitas anak, menyiapkan ayat hafalan yang menarik, mengajar anak berdoa...dan tak cukup hanya tehnik yang harus dikuasai, tetapi harus disertai: Kesabaran, kelemah-lembutan, penguasaaan diri, kasih yang besar dan ketulusan. Tanpa itu, tehnik yang kita miliki tak akan menyentuh pribadi anak-anak.

Saya tunjukkan betapa mengajar di sekolah minggu tak semudah mengajar di ibadah dewasa. Dalam hal pujian saja, ini perbandingannya:

1. Di ibadah dewasa, butuh persiapan dan latihan sebelum memimpin pujian, di sekolah minggu juga demikian.

2. Di ibadah dewasa, tidak diperlukan banyak kreasi gerakan atau simulasi dalam pujian, tetapi di ibadah anak/sekolah minggu sangat perlu. Coba bayangkan sekolah minggu yang pujiannya hanya menyanyi tanpa gerakan, tanpa simulasi, hmmmm....pasti membosankan bagi anak-anak.

3. Di ibadah dewasa, semua jemaat dewasa sudah tahu bahwa mereka sedang beribadah dan harus tertib dan khidmat saat beribadah, beda dengan ibadah anak/sekolah minggu, anak-anak yang kita ajar belum tahu kalau saat itu mereka sedang menghadap Tuhan, makanya nggak sedikit ada yang main-main, pingin pipis, ngobrol sendiri dsb

4. Di ibadah dewasa, banyak loh yang pingin jadi tim pemain musik.....tapi di ibadah anak, hmmm....nggak banyak yang mau menjadi pemain musik. makanya nggak heran kalau di ibadah anak sering gurunya pakau video atau minus one buat karaoke, karena nggak ada pemain musik. Kenapa? karena di banyak gereja masa kini, pemain musik di ibadah dewasa itu dapat "amplop" di ibadah anak nggak dapat apa-apa....hehehe... maaf kalau saya salah, mohon dikoreksi :p

5. Di ibadah dewasa, alat musiknya lengkap loh...bahkan hampir semua gereja di ibadah umum full band, tapi di ibadah anak...bahkan gitar akustik saja nggak punya, gurunya acapela atau pakai tamborin bolong saja...

Nah, itu hanya sebagian, betapa mengajar sekolah minggu tak semudah yang dibayangkan. Ini bukan sekedar PENITIPAN ANAK. Ini IBADAH ANAK yang harus dikelola, dimanagemen dengan serius dan maximal, seperti halnya ibadah dewasa.

Menurut survey yang diadakan gerekan anak bersinar, ditemukan bahwa anggaran untuk sekolah minggu hanya 3% dari total anggaran untuk ibadah umum. Ironis ya, padahal tanpa sekolah minggu, di masa mendatang gereja terancam tutup. Gereja kehilangan generasi...

Tapi sungguhpun demikian, saya yakin, guru-guru sekolah minggu selalu tampil maximal sekalipun dalam anggaran dan keadaan yang sangat minimal di biro/departemen/komisi anak yang mereka layani. Saya yakin, para guru dalam segala kekurangannya tetap senang dan semangat melayani anak-anak. 

Sebagai penguat dan pemberi semangat kepada rekan guru sekolah minggu, saya kutipkan sebuah ayat yang diucapkan langsung oleh Tuhan Yesus: "Dan barangsiapa menyambut seorang anak seperti ini dalam nama-Ku, ia menyambut Aku."

Tetap senang, tetap semangat, sebab teman-teman sedang menyambut YESUS saat teman-teman menyambut anak-anak sekolah minggu. Lakukan dengan tulus, sungguh-sungguh, maximal... saya yakin segala jerih payahmu diperhitungkan Tuhan.

Bagi para pemimpin gereja, saya menggugah lewat media ini, ayo perhatikan ibadah anak di gereja Anda...perhatikan sekolah minggu Anda...sebelum mereka terhilang dan gereja kehilangan generasi mendatang....

Tuhan Memberkati

Salam

Kak Yudi (Pemerhati Sekolah Minggu)


EmoticonEmoticon

Followers