Ada banyak jawaban bila kita ditanya “MENGAPA KITA MENGAJAR SEKOLAH MINGGU?” atau MELAYANI ANAK-ANAK? Ada yang karena iseng, anjuran gembala, diajak teman, karena orang tua aktifis, karena pacar, dsb. Jawaban-jawaban seperti itu tidak salah, tetapi kurang tepat atau belum cukup. Jika kita mengajar dan melayani anak hanya karena ditugaskan, maka bila timbul kesukaran-kesukaran, kita akan merasa jenuh dan mungkin akan mengundurkan diri dari kegiatan melayani anak ini. Dasar yang kuat untuk melayani anak bukanlah dari dorongan manusia atau materi belaka, tetapi hasrat kita untuk melakukan perintah Allah dan hati yang mengasihi jiwa-jiwa kecil ini.
Disadari atau tidak, acapkali pelayanan terhadap anak-anak ini menjadi pelayanan nomor dua atau menjadi pelayanan sambilan dan kurang mendapat perhatian penuh. Dari pengalaman selama 27 tahun saya melayani anak-anak, hanya ada beberapa gereja yang sungguh-sungguh memperhatikan pelayanan kepada anak-anak. Mengapa hal ini bisa terjadi? Pelayanan kepada anak sering diabaikan karena tidak mendatangkan ‘devisa’ bagi gereja. Pelayanan kepada anak membutuhkan banyak biaya, seperti untuk konsumsi, alat peraga dan berbagai hal yang memerlukan biaya besar, sementara pemasukan hampir tidak ada.
Pernahkah Saudara berpikir, bagaimana pandangan Allah terhadap anak-anak? Allah menaruh perhatian yang besar terhadap anak-anak. Bahkan Ia memberikan perintah khusus agar anak-anak diberi pengajaran. Salah satu perintah itu terdapat dalam Amsal 22:6 yang berbunyi: “Didiklah anak muda menurut jalan yang patut baginya maka pada masa tuanya pun, ia tidak akan menyimpang daripada jalan itu.” (Bandingkan dengan penyesatan terhadap anak-anak: MAT 18:6 "Tetapi barangsiapa menyesatkan salah satu dari anak-anak kecil ini yang percaya kepada-Ku, lebih baik baginya jika sebuah batu kilangan diikatkan pada lehernya lalu ia ditenggelamkan ke dalam laut).
EmoticonEmoticon